Assalamu'alaykum :)
Mau sharing tentang "SURGA/JANNAH" nih.. check it.
Berbicara mengenai
perilaku manusia di dunia, tentu tidak akan terlepas dari sesuatu yang disebut
dosa. Dosa merupakan ganjaran atas perbuatan buruk yang dilakukan oleh manusia.
Setiap manusia yang melakukan perbuatan buruk atau maksiat, hatinya pasti akan
merasa tidak tenang. Serasa ada yang mengusik hati dan menghilangkan
ketentraman. Hati seringkali dibayang-bayangi oleh rasa takut dan rasa
bersalah. Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan adalah akhlaq yang baik, sedangkan
dosa adalah segala hal yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang
lain melihatnya”. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Nawas bin
Sam’an.
Sudah menjadi fitrah
manusia memiliki dosa dalam hidupnya. Karena manusia kerap kali terbawa oleh
hawa nafsunya sehingga ia melakukan maksiat. Walaupun terkadang ia tahu bahwa
perbuatan yang sedang ia lakukan itu adalah maksiat yang jelas-jelas dilarang
oleh Allah SWT. Hati manusia itu asalnya adalah putih bersih. Namun maksiat
yang kita lakukan setiap hari membuatnya menjadi hitam dan gelap. Sehingga
banyak sekali manusia yang sulit menerima hidayah dari Allah karena hatinya
telah tertutupi noda dan hatinya keras. Akibatnya setiap hari manusia selalu
“menghiasi” hidupnya dengan dosa.
Akan tetapi, Allah SWT
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia akan selalu mengampuni dosa-dosa setiap
anak Adam selama nyawanya belum berada di kerongkongan (dicabut nyawanya). Allah
mengampuni segala macam dosa yang dilakukan anak Adam, kecuali satu, yaitu dosa
syirik. Allah tidak akan pernah mengampuni manusia yang telah menyekutukanNya
dengan sesuatu selain diriNya.
Allah SWT Maha Adil.
Dia menciptakan surga dan neraka sebagai ganjaran atas setiap perilaku manusia
selama ia hidup di dunia. Allah menciptakan surga untuk Ia hadiahkan kepada
hamba-hamba yang Ia cintai. Kemudian Allah juga menciptakan neraka untuk Ia
berikan kepada hamba-hamba yang Ia murkai. Manusia yang selama hidupnya selalu
mendedikasikan dirinya untuk agama Allah, segala aktivitasnya selalu diniatkan
untuk meraih ridha Allah SWT, maka Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan manusia
seperti ini. Seperti yang Allah wahyukan di dalam Al Qur’an Surat Hud ayat 115,
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala
orang yang berbuat kebaikan”.
Jelaslah bagi kita
bahwa Allah tidak akan membiarkan hambaNya yang beriman terlantar begitu saja.
Walaupun di dunia ia tidak memiliki kekayaan harta, namun jika ia beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT, maka kelak Allah akan gantikan kesengsaraannya
selama di dunia itu dengan surga yang maha indah yang tidak akan pernah ia
lihat sebelumnya. Begitu pula sebaliknya, bagi manusia yang senantiasa
menghabiskan hidupnya dengan mendurhakai Allah, maka Allah pun tidak
segan-segan untuk menghukumnya. Bahkan tidak sedikit siksaan yang Allah
timpakan pada mereka pada saat mereka masih berada di dunia. Bayangkan saja,
siksa Allah di dunia saja sudah amat menyakitkan, apalagi siksaan Allah yang
diberikan di neraka.
Akhir hidup manusia
akan bermuara kepada dua hal saja, yaitu neraka atau surga. Perjalanan untuk
meraih surga akan selalu dipenuhi dengan segala sesuatu yang tidak mengenakkan
dan senantiasa menyusahkan. Sebaliknya, perjalanan menuju neraka justru dihiasi
dengan segala kenikmatan semu yang melenakan manusia.
Pada hakikatnya,
setiap manusia tidak akan pernah bisa “membeli” tiket untuk masuk ke dalam
surga Allah, sekalipun selama hidupnya ia habiskan untuk beribadah kepada Allah
siang dan malam, berdzikir setiap detik, shalat sunnah setiap hari,
melaksanakan berbagai macam shaum sunnah, naik haji setiap tahun, dsb. Namun
ternyata semua itu pun tidak dapat diandalkan untuk “membeli” sebuah tiket
masuk ke surga. Surga itu amat sangatlah mahal, sehingga tidak sembarang orang
bisa masuk ke dalamnya. Hanya orang-orang “kaya” saja yang diizinkan untuk
masuk ke dalamnya. Itupun karena izin yang diberikan Allah, bukan karena ia
mampu “membeli “ tiketnya.
Rasulullah SAW pernah
bersabda, “Amal shaleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke
surga”. Lalu para sahabat bertanya, “Bagaimana dengan Engkau Ya Rasulullah?”.
Rasulullah SAW menjawab, “Amal shaleh saya pun tidak cukup”. Lalu para sahabat
kembali bertanya, “Kalau begitu, dengan apa kita masuk ke surga?”. Nabi SAW
menjawab, “Kita dapat masuk ke surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah SWT
semata”.
Ada pula sebuah kisah,
dimana ada seorang beriman yang wafat. Kemudian ketika Allah akan memasukkannya
ke surga, Allah memerintahkan kepada malaikatnya, “Wahai malaikatku,
masukkanlah ia ke dalam surga karena rahmat-Ku”. Mendengar itu, orang tersebut
protes kepada Allah, “Ya Allah kenapa Engkau masukkan aku ke surga karena
rahmatMu? Bukankah aku telah banyak berbuat amal shaleh?”. Lalu Allah berkata,
“Wahai malaikat, coba timbang nikmat salah satu bola matanya dengan amal
shalehnya selama ini!”. Setelah ditimbang, ternyata amal shaleh yang ia lakukan
selama ini tidak lebih berat dari sebuah bola matanya. Atau dengan kata lain,
seluruh amal shalehnya tidak bisa menandingi berat sebuah bola mata yang Allah
karuniakan kepadanya. Betapa terperanjatnya orang tersebut, hingga ia langsung
memohon ampun kepada Allah SWT. Akhirnya Allah memasukkannya ke dalam surga.
Jelas sudah, bahwa
manusia hanya bisa memasuki surga Allah jika dan hanya jika Allah memberikan
izin dan rahmatNya kepada manusia tersebut. Lantas bagaimana cara kita agar
mendapatkan rahmat Allah itu? Caranya adalah dengan membuat Allah senang
terhadap kita, yaitu dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi
semua laranganNya. Jika Allah sudah menyayangi hambaNya, maka tidak ada alasan
bagi Allah untuk tidak memberikan kebahagiaan dan berkah kepada hambaNya
tersebut. Selain itu, kita juga sangat dianjurkan untuk melaksanakan
sunnah-sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Rasul SAW pernah bersabda
bahwa barangsiapa yang tidak mau mengikuti sunnah beliau, maka ia bukan
termasuk golongan Rasulullah SAW.
Surga bukan untuk
dihadiahkan kepada manusia yang tidak pernah berdosa selama hidupnya. Surga
juga tidak dihadiahkan untuk orang yang tidak pernah khilaf selama hidupnya.
Jika kita mengingat kembali fitrah manusia yang selalu salah, maka sudah barang
tentu tidak ada manusia yang tidak memiliki dosa di dunia ini (kecuali Nabi
Muhammad SAW, sebab beliau ma’sum/ terbebas dari dosa). Andaikata surga itu
diperuntukkan bagi manusia suci yang tidak pernah berdosa, mungkin surga hanya
akan diisi oleh Rasul SAW seorang. Tetapi tidak seperti itu. Allah Maha
Penyayang kepada setiap hambaNya. Semua manusia yang menghuni surga, mereka
adalah orang-orang yang memiliki dosa. Hanya saja, timbangan amal baik mereka
lebih berat ketimbang amal buruk mereka. Sehingga amal baik itulah yang
mengundang datangnya rahmat Allah kepadanya.
Oleh karena itu, kita
tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah SWT. Selama Allah masih memberikan
nikmat hidup kepada kita, mari kita manfaatkan sebaik-baiknya.
Wallaahua’laam,
Wassalaamu’alaykum Wr. Wb