31/07/12

"LOVE : Just The Way You're"




I miss it...
The time when you looked so beautiful,
When, the cover you wear was long enough,
When, your words were carefully spoken,
When, your dress was so modest,
While in the real arena you were such a ferocious lioness, a real mujahidah,
I love that time, I love you just the way you are.
Damn, I miss it...
When you are not trying to look beautiful, you are,
When you quickly put your cover down when the winds blew it hard,
When you take another route just to avoid the opposite group,
I miss to see that calm sweet face,
I miss it when your face saddened by the reminders of God,
And I love you just the way you are.
Damn, I miss it...
When I tried to steal a look at your face,
I see tears rolling out with your hands up, praying,
When you deviate the gorgeous grey eyes away the moment yours met mine,
When you take no single glance at me when we pass by each other,
I love the way you talk to me, such composure and grace,
I love when your heart was so fragile to the Holy Words,
I love that time, I love you just the way you are.
But now, I don't know what I am feeling,
The love is starting to fade, or what?
Jealous? Dissapointment? Hope?
I don't know...
It hurts me a lot, it's silently killing me inside.
Every single time I saw you in that apparel,
Every single time I saw you mingle freely without boundaries with the opposites,
Every single moment I saw that words coming from your precious lips,
Please, this is not the girl who I'd known before,
But still, remnants of my love are still there, I'm sure!
I really want you to be my company in this perilous journey,
I really want you to be at my side, sharing love and care,
I really want you to be the mother of my children,
I really want you to be my guidance to His Love,
Even death cannot do us apart, because we will reunited in God's Glorious Gardens.
But girl, please! I really love you just the way you are at that time,
The time when you looked so beautiful,
When I saw you at that time,
There's not a thing that I would change,
Cause' you are amazing, just the way you are,
The way of a Muslimah

"Tahapan Saat Matahari Menjelang Kematian"





Matahari merupakan sebuah bintang, sama dengan bintang lainnya, matahari juga memiliki masa hidup. Jika bahan bakar matahari habis, maka matahari kita pun akan berhenti melakukan reaksi nuklirnya. Menurut peneliti, matahari kita akan mati sekitar 5 milyar tahun lagi. Sekarang mari kita kondisikan jika pada saat matahari akan mati masih ada kehidupan manusia di bumi.



Untuk dapat menghasilkan cahayanya sendiri dan bersinar, matahari memiliki bahan bakar helium yang difusi menjadi helium di inti matahari. Matahari menghasilkan energinya dari reaktor nuklir alaminya di pusatnya di mana suhu di pusat matahari berkisar sekitar 14.000.000 °C dan bertekanan 1.000.000.000 atmosfir (tekanan di permukaan bumi sekitar 1 atmosfir). 



Dengan keadaan panas yang jauh di atas panas membara seperti itu, reaksi nuklir fusi dapat terjadi di matahari. Reaksi nuklir yang terjadi di matahari adalah reaksi peleburan inti hidrogen menjadi inti helium. Nah, setiap detik 657.000.000 ton hidrogen diubah menjadi 652.500.000 ton helium. Perbedaan massa sebesar 4.500.000 juta ton yang hilang inilah yang diubah menjadi energi. 



Jika hidrogen mulai menipis, inti matahari akan melakukan penekanan sehingga reaksi fusi yang dilakukan semakin intens. Hal ini berujung pada kematian bintang. Proses kematian matahari mengakibatkan bencana global dalam beberapa tahapan, yaitu:



Tahapan pertama
Pada tahap pertama, suhu bumi menjadi 50-60 derajat celcius. Pada suhu yang seperti itu, pesawat akan susah lepas landas dan harus memiliki tenaga yang lebih kuat. Semua orang di dunia akan kepanasan, tanaman akan mati, dan es di kutub akan mencair sehingga permukaan laut dunia akan naik 60 meter. Kota-kota yang berada di pinggir pantai akan tenggelam.



Tahapan Kedua
Pada tahapan kedua ini, suhu meningkat hingga 100 derajat celcius di permukaan bumi. Manusia yang selamat akan pindah ke bawah tanah, dan manusia yang hidup di permukaan akan mati. Kalaupun kita ingin ke permukaan maka kita harus menggunakan baju astonot. Kota-kota akan terbengkalai, sumber-sumber air akan mendidih, organisme terakhir yang masih hidup adalah Cyanobacteria yang tahan terhadap panas. Magnetosfer atau medan magnet bumi ditembus oleh partikel-partikel radiasi matahari.



Tahapan Ketiga
Pada tahapan ini, suhu di bumi meningkat menjadi 300 derajat celcius. Baju-baju astronot sudah tidak bisa melindungi. Orang-orang yang tinggal di bawah tanah pun akan mati. Semua barang-barang akan meleleh. Beton-beton penyusun gedung akan retak karena airnya menguap. 



Tapi bangunan-bangunan zaman dulu seperti piramida dan stonehenge masih akan bertahan karena tidak menggunakan beton. Laut sudah tidak ada airnya. Kalaupun ada, airnya pasti panas dan mendidih. Konsentrasi O2 (oksigen) rendah hingga di bawah 10% (karena panas dan kalah dengan konsentrasi uap air). Akibatnya, walaupun panas, tidak bisa terbakar karena kekurangan oksigen.



Tahapan Keempat
Pada tahapan ini, matahari semakin membesar. Kontraksi gravitasi yang terjadi di matahari menyebabkan intinya semakin memanas, dan helium yang terbentuk sebelumnya dari hidrogen melalui reaksi nuklir, nantinya akan membentuk inti karbon yang lebih berat lagi juga lewat reaksi nuklir. 



Akibat kontraksi gravitasi yang terjadi, inti matahari semakin panas dan konsekuensinya permukaan matahari kita akan membesar hingga lebih dari 100 kali dari matahari kita sekarang. Planet Merkurius dan Venus sudah ditelan oleh matahari. Suhu bumi mencapai 1300 derajat. Piramida dan Stonehenge pun akhirnya meleleh. Tidak ada lagi kehidupan di bumi, termasuk bakteri Cyanobacteria. 



Tetesan air yang terakhir sudah menguap ke angkasa. Di angkasa, H2O terkena radiasi matahari dan terpisah menjadi H dan O. Hidrogen pergi ke angkasa, namun oksigennya kembali ke bumi. Karena 02 tersebut ada lagi maka bumi pun terbakar. Bumi berubah menjadi planet merah yang terdiri dari batu meleleh tanpa menyisakan bekas-bekas peradaban. Zona layak huni bergeser ke daerah orbit Jupiter, Saturnus, Uranus yang dulunya dingin. Dan pada akhirnya bumi ditelan matahari.



Tapi semua ini hanya hipotesa yang baru akan terjadi 5 milyar tahun lagi. Entah apakah masih ada kehidupan di bumi pada saat itu atau manusia sudah pindah ke planet lain.

"Partikel Tuhan Jelaskan Asal Dunia"




REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA-Anda yang membaca novel karya Dan Brown atau sudah menonton filmnya yang berjudul Angel and Demon tentu tak asing dengam istilah 'God particle' atau partikel Tuhan.

Dalam novel dan filmnya itu, Dan Brown memperlihatkan bagaimana kemungkinan reaksi kaum agamawan, terutama Vatikan, bila ternyata betul ilmuwan bisa menemukan pertikel Tuhan yang menjelaskan asal usul dunia.

Dan kini, apa yang dikisahkan lewat fiksi itu kemungkinan jadi nyata. Peneliti di pusat riset bergengsi CERN mengklaim mereka sedikit lagi akan menemukan partikel Tuhan. Dua tim sudah mengklaim temuan ini.

Peneliti senior CERN Oliver Buchmueller mengatakan mereka sangat gembira dengan kemajuan riset fisika kali ini. Uji coba demi uji coba terus dilakukan. Mereka perkirakan tahundepan sudah bisa mengurai asal usul alam semesta termasuk partikel Tuhan itu.

"Kami sudah sangat dekat dengan kesimpulan partikel Tuhan," kata Bucmueller sepert dikutip skynews, Rabu.

Apa sih sebenarnya partikel Tuhan? Partikel Tuhan kerap juga disebut partikel Higgs. Ini adalah mata rantai partikel yang belum ditemukan ilmuwan terkait peristiwa bagaimana partikel dan energi berinteraksi. Partikel ini masuk ke dalam teori fisika model standard.

Bagaimana menemukan partikel ini? Para ilmuwan menembakkan partikel dengan arah yang berlawanan dalam terowongan sepanjang 27 km di kedalaman 100 meter dari permukaan.

Partikel yang ditembakkan itu akan bergerak dengan kecepatan cahaya dan mereka akan bertumbukkan pada akhirnya. Detektor yang supersensitif akan mengukur hasil tumbukkanpartikel itu yang berupa debupartikel.

Riset senilai 6 miliar poundsterling ini berupaya mereplika kondisi seusai penciptaan alam semesta 13,7 miljar tahun lalu yang biasa dikenal dengan nama teori tumbukkan besar atau Big Bang.

Dalam teori standar diprediksi, partikel subatom harusnya tak punya massa. Namun dalam teori lain, disebutkan, ada medan energi bernama Higgs dan boson yang muncul usai tumbukkan partikel itu. Kedua entitas ini membuat sub partikel tarik menarik, dengan kata lain memberinya massa. 

Kalau ini ditemukan oleh ilmuwan maka mereka bisa menentukan dengan pasti lewat model matematika, bagaimana cara kerja alam semesta. Dengan kata lain, mereka menemukan partikel Tuhan yang menjelaskan segalanya.

"Penciptaan Bumi"




Para kaum cendekia moderen telah mengkritik Alkitab tentang pernyataannya bahwa Bumi diciptakan dalam enam hari. Hal ini sudah dianggap hanyalah sebagai suatu mitos yang dibuat oleh orang jaman dahulu kala untuk menjelaskan bagaimana dunia diciptakan. Qur'an telah membuat kesalahan yang sama mengenai kwantitas waktu yang dibutuhkan dalam penciptaan bumi, sebagaimana terlihat dalam ayat berikut ini:


Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada antara keduanya, dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan.
(Qur'an 50:38)



Adalah suatu fakta yang sudah diketahui bahwa Muhammad berhubungan dengan kaum Yahudi dan Kristen, dan banyak bagian dari Qur'an yang mengikuti Alkitab. Sementara Qur'an tidak memiliki pernyataan Alkitab dimana "pada hari yang ke tujuh Allah beristirahat" (Kejadian 2:2) Qur'an masih tetap menyatakan bahwa bumi tercipta dalam enam hari.



Kaum Muslim yang berusaha untuk mensejajarkan Qur'an dengan ilmu pengetahuan moderen, menunjukkan bahwa Qur'an juga mengatakan bahwa sehari bagi Allah dan para malaikat adalah sama dengan 50,000 tahun (Qur'an 70:4). Dalam mengutip ayat ini, kaum Muslim berusaha menyampaikan bahwa dunia diselesaikan dalam 300,000 ( 6 x 50,000) tahun. Walaupun merupakan usaha yang bagus, pada kenyataannya tetap tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan moderen, yang menyebutkan bahwa butuh waktu beberapa milyar tahun bagi Bumi untuk mencapai tahap ini. Miliaran tahun berlalu sebelum adanya tanaman, hutan, maupun binatang-binatang.



Selanjutnya, pernyataan tersebut membukakan Qur'an kepada lebih banyak kritik. Ayat yang menyatakan tanpa bukti sehari sama dengan 50,000 tahun (Qur'an 70:4) menyebutkan:

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun."Ayat ini sebenarnya seperti mendiskusikan tentang kecepatan waktu tempuh bagi para malaikat. Kemungkinan mengatakan bahwa para malaikat dapat menempuh perjalanan dalam sehari, suatu kwantitas jarak yang bagi mahluk lainnya butuh 50,000 tahun untuk menyelesaikannya. Tujuan saya bukan untuk menawarkan tafsiran-tafsiran alternatif bagi kisah ini.



Bagaimanapun, saya mendebat pernyataan bahwa ayat ini menyebutkan sehari setara dengan 50,000 tahun karena hal itu menyangkal bagian-bagian Qur'an lainnya!
Sehari tidak mungkin sebanding dengan 50,000 tahun karena menurut Qur'an, sehari sebanding dengan 1,000 tahun manusia (Qur'an 22:47 & 32:5). Selanjutnya, dengan menyatakan Allah butuh 300,000 tahun untuk menciptakan Bumi adalah mempermalukan Tuhannya Islam, karena saat ia menciptakan, ia berkata "Jadilah!" Lalu jadilah ia (Qur'an 2:117).

"Liburan Fantastis di Belahan Bumi Utara"




Desa Igloo, salah satu fasilitas dari Hotel Kakslauttanen, menjamin wisatawan untuk melihat penuh indahnya cahaya utara selama musim dingin. Terletak di Lingkaran Kutub Utara dekat  Taman Nasional Urho Kekkonen, Finlandia, wisatawan dapat tinggal di igloo beratap kaca atau kalo berani dalam igloo salju tradisional yang dingin.





Kaca termalnya mencegah bunga es dan mempertahankan pandangan yang jelas bahkan ketika suhu luar turun di bawah -30 derajat Celcius.




Desa Igloo menawarkan suasana yang tenang, dikelilingi oleh salju dan hutan, menciptakan suasana ideal untuk melihat salah satu dari tujuh keajaiban alam dunia. Indahnya Aurora Borealis di langit malam disebabkan oleh tabrakan partikel gas dari atmosfer bumi, dengan partikel bermuatan yang dilepaskan dari atmosfer matahari. Ini biasanya terjadi selama badai geomagnetik, dan umumnya bisa dilihat selama bulan-bulan dingin tiap tahunnya.
Ada 20 igloo yang dibangun dari kaca gelas termal khusus yang memungkinkan suhu dalam igloo untuk tetap konstan dan hangat. Kaca termal ini juga mencegahpembentukan bunga es, dan tetap membuat pandangan yang jelas bahkan ketika suhu luar turun di bawah -30 ° C (-22 ° F). Namun, suhu di dalam igloo yang tradisional tidak begitu nyaman. Berkisar antara -3 ° C dan -6 ° C (27 ° F dan 21 ° F), wisatawan terpaksa harus meringkuk dalam kantong tidur, mengenakan kaus kaki wol dan kap untuk menghalau udara dingin.
Sebuah pengalaman berbeda yang menyenangkan berlibur di daerah paling utara di bumi ini. Kalo tertarik informasinya ada di sini

06/07/12

"Canda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam"




Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang pemimpin yang sangat memperhatikan urusan umat dan seluruh pasukannya. Beliau juga sangat perhatian  terhadap bawahan serta anggota keluarga. Disamping itu beliau juga tetap menjaga amal ibadah serta wahyu yang diturunkan. Dan banyak lagi urusan lain yang beliau perhatikan. Sungguh merupakan amal yang sangat agung dalam rangka memenuhi tuntutan kehidupan dan membangkitkan motivasi, yang tidak akan mampu dilaksanakan oleh sembarang orang. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan setiap hak pada tempatnya. Beliau tidak akan mengurangi hak orang lain atau meletakkan hak tersebut tidak pada tempatnya. Meskipun sangat banyak beban dan pekerjaan, namun beliau tetap memberikan tempat bagi anak-anak kecil dihatinya. Beliau sering mengajak mereka bercanda  dan bersenda gurau, mengambil hati mereka dan membuat mereka senang.

Abu Hurairah Radhiallaahu ‘anhu menceritakan: “Para sahabat ber-tanya kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?”  Rasulullah menjawab: “Tentu, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Ahmad).

Anas Radhiallaahu ‘anhu menceritakan kepada kita salahsatu bentuk canda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: “Rasulullah pernah memanggilnya dengan sebutan: “Wahai pemilik dua telinga!” (maksudnya bergurau dengannya) (HR. Abu Dawud)

Anas Radhiallaahu ‘anhu mengisahkan: “Ummu Sulaim Radhiallaahu ‘anha mempunyai seorang putra yang bernama Abu ‘Umair.   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering bercanda dengannya setiap kali beliau datang. Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang mengunjunginya untuk bercanda, namun tampaknya anak itu sedang sedih. Mereka berkata: Wahai Rasulullah , burung yang biasa diajaknya bermain sudah mati.”  Rasulullah lantas bercanda dengannya, beliau berkata: “Wahai Abu ‘Umair, apakah gerangan yang sedang dikerjakan oleh burung kecil itu?” (HR. Abu Daud)

Demikian pula dengan para sahabat Radhiallaahu ‘anhum, salah satu di antaranya adalah yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallaahu ‘anhu ia berkata: “Ada seorang pria dusun bernama Zahir bin Haram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukainya. Hanya saja  tampangnya jelek. Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemuinya sewaktu ia menjual barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluknya dari belakang sehingga ia tidak dapat melihat beliau. Ia pun berkata: “Lepaskan aku! Siapakah ini?” Setelah menoleh ia pun mengetahui ternyata yang memeluknya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk merapatkan punggungnya ke dada Rasulullah . Rasulullah lantas berkata: “Siapakah yang sudi membeli hamba sahaya ini?” Iapun berkata: “Demi Allah wahai Rasulullah , kalau demikian aku tidak akan laku dijual!” Rasulullah membalas: “Justru engkau di sisi Allah ‘Azza wa Jalla sangat mahal harganya!” (HR. Ahmad)

Sungguh merupakan akhlak yang terpuji dari baginda Nabi yang mulia dan luhur budi pekertinya. Meskipun beliau bersikap luwes terhadap keluarga dan kaumnya, namun tetap ada batasannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melampaui batas bila tertawa, beliau hanya tersenyum. Sebagaimana yang dituturkan ‘Aisyah Radhiallaahu anha : “Belum pernah aku melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga  kelihatan anak lidah beliau. Namun beliau hanya tersenyum.” (Muttafaq ‘alaih)

Meskipun beliau selalu bermuka manis dan elok dalam perrgaulan, namun bila peraturan-peraturan Allah dilanggar, wajah beliau akan memerah karena marah. ‘Aisyah Radhiallaahu anhu menuturkan kepada kita: “Pada suatu ketika, Rasulullah baru kembali dari sebuah lawatan. Sebelumnya aku telah menirai pintu rumahku dengan korden tipis yang bergambar. Ketika melihat gambar itu Rasulullah langsung merobeknya hingga berubah rona wajah beliau seraya berkata:”Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah orang-orang yang meniru-niru ciptaan Allah.” (Muttafaq ‘alaih)


Dikutip dari Buku Sehari Di Kediaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

"MASUK ISLAM KARENA MELIHAT SHAF KAUM MUSLIMIN"




Alkisah, ada satu cerita di Saluran TV Majd beberapa tahun silam, nama program acaranya “Satu Keluarga”. Adalah Dr. Yahya sebagai Da’i / Penceramahnya kala itu, dengan lantang ia mengatakan bahwa umat Muslim itu memang tidak pernah teratur, yang dibutuhkan umat Muslim adalah satu keyakinan untuk dapat melakukan suatu aksi.

Lantas beliaupun menceritakan satu kisah seseorang Amerika Non-Muslim yang memperbincangkan tentang Islam seraya menyaksikan sebuah program Live (siaran langsung) di sebuah channel lain. Orang Amerika tersebut sangat kagum dengan dengan kerumunan orang-orang di Masjidil Haram, ada lebih dari 3 Juta orang pada waktu itu yang berkumpul untuk shalat Isya di malam terakhir bulan Ramadhan. Kondisinya sangat ramai dengan kerumunan orang-orang yang saling hilir mudik tidak beraturan.

Lalu Da’i tersebut bertanya kepada orang Amerika tadi: “Menurut anda, berapa lama waktu yang dibutuhkan supaya orang orang itu bisa baris dengan rapi ?” Dan orang Amerika itupun menjawab: “Dua sampai tiga jam.” Dan Da’i tadi menyatakan: “Itu Masjidil Haram mempunyai 4 tingkat.” Si Amerika pun menjawab: “Kalo gitu butuh waktu dua belas jam.” Sang Da’i pun kembali menjelaskan: “Mereka yang kamu lihat di TV itu datang dari negara berbeda & juga berbeda bahasa antara satu dengan yang lainnya.” Kembali orang Amerika itu menyanggah: “Wah, kalo begitu mereka sama sekali tidak mungkin bisa dibariskan.” Akhirnya waktu shalat itupun tiba dengan tanda bunyinya suara Iqamah. Tampak Sheikh Abdur-Rahman as-Sudais [imam besar Masjidil Haram] berdiri di posisi paling depan seraya berkata :
“Istawuu / ?????”

Yang artinya “Luruskanlah shaf / barisan kalian masing-masing”. Maka berdirilah jutaan jama’ah tersebut dalam shaf-shaf / barisan yang tersusun menjadi rapi, dan membutuhkan waktu tidak lebih dari dua menit. Lihatlah betapa agungnya agama ini, dengan memiliki sistemnya sendiri. Si Amerika tadi terperanjat dengan argumennya sendiri yang dipatahkan oleh kenyataan yang ada di depannya. Dipandanginya layar TV sejenak, dan kemudian ia mengucapkan :

Asyhadu An La Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah
==

Many thanks to my brother MA Tamimi for sharing the story

05/07/12

"Bahaya Tidur Malam"




Tanpa kita sadari, tidur terlalu malam bisa merusak hati. Dalam jangka waktu yang cukup lama, jika dibiarkan akan menyebabkan kanker hati seperti pada gambar di DISAMPING  ini.

Mengapa bisa terjadi?

Berikut penjelasan singkat, korelasi antara tidur terlalu malam dan kerusakan hati.

Malam hari pk 9 – 11 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun (de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.

Malam hari pk 11 – dini hari pk 1 : saat proses de-toxin di bagian hati,harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.

Dini hari pk 1 – 3 : proses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur.

Dini hari pk 3 – 5 : de-toxin di bagian paru-paru. Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.


Pagi pk 5 -7 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air di kamar kecil.

Pagi pk 7 – 9 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 6:30. Makan pagi sebelum pk 7:30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap merubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9 -10 daripada tidak makan sama sekali.

Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, tidurlah yang nyenyak dan jangan bergadang.

Selain tidur terlalu malam, penyebab kerusakan hati lainnya adalah :
1. Tidak buang air di pagi hari.
2. Pola makan yang terlalu berlebihan.
3. Tidak makan pagi.
4. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
6. Minyak goreng yang tidak sehat.
Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil. Jangan mengkomsumsi makanan yang digoreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.


7. Mengkonsumsi masakan mentah (sangat matang) juga menambah beban hati. Sayur mayur dimakan mentah atau dimasak matang 3 – 5 bagian. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan jadwalnya.
Dan jangan lupa berolahraga.

"Nisfu Sya'ban"


Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman:
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا .
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridloi Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al Maidah, 3).
أم لهم شركاء شرعوا لهم من الدين ما لم يأذن به الله ولولا كلمة الفصل لقضي بينهم وإن الظالمين لهم عذاب أليم .
“Apakah mereka mempunyai sesembahan sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diridloi Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang orang yang dhalim itu akan memperoleh azab yang pedih.” (QS. Asy-Syuro, 21).
Dari Aisyah, Radliyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
” من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “.
“Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu perbuatan (dalam agama) yang sebelumnya tidak pernah ada, maka tidak akan diterima”.
Dan dalam riwayat imam Muslim, Rasulullah bersabda:
” من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد “.
“Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang belum pernah kami perintahkan, maka ia tertolak.”
Dalam shahih Muslim dari Jabir radhiyallahu ‘anhu ia berkata: bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu khutbah Jum’at nya:
” أما بعد, فإن خير الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة “.
“Amma ba’du: sesungguhnya sebaik baik perkataan adalah Kitab Allah (Al Qur’an), dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan sejelek jelek perbuatan (dalam agama) adalah yang diada-adakan, dan setiap bid’ah (yang diada-adakan) itu sesat” (HR. Muslim).
Masih banyak lagi hadits hadits yang senada dengan hadits ini, hal mana semuanya menunjukkan dengan jelas, bahwasanya Allah telah menyempurnakan untuk umat ini agamanya, Dia telah mencukupkan nikmat-Nya bagi mereka, Dia tidak akan mewafatkan Nabi Muhammad kecuali sesudah beliau menyelesaikan tugas penyampaian risalahnya kepada umatnya, dan menjelaskan kepada mereka seluruh syariat Allah, baik melalui ucapan maupun perbuatan.
Beliau menjelaskan bahwa segala sesuatu yang akan diada adakan oleh sekelompok manusia sepeninggalnya dan dinisbatkan kepada ajaran Islam baik berupa ucapan maupun perbuatan, semuanya itu bad’ah yang ditolak, meskipun niatnya baik.
Para Sahabat dan para ulama mengetahui hal ini, maka mereka mengingkari perbuatan perbuatan bid’ah dan memperingatkan kita dari padanya, hal itu disebutkan oleh mereka yang mengarang tentang penerapan Sunnah dan pengingkaran bid’ah, seperti Ibnu Waddhoh At Thorthusyi dan Asy Syaamah dan lain lain.
Di antara bid’ah yang biasa dilakukan oleh banyak orang ialah bid’ah mengadakan upacara peringatan malam Nisfu Sya’ban (tanggal 15 sya’ban, red), dan menghususkan pada hari tersebut dengan puasa tertentu, padahal tidak ada satu pun dalil yang dapat dijadikan sandaran, ada hadits-hadits yang menerangkan tentang fadhilah malam tersebut, tetapi hadits-hadits tersebut dhoif sehingga tidak dapat dijadikan landasan, adapun hadits-hadits yang berkenaan dengan sholat pada hari itu adalah maudlu/palsu.
Dalam hal ini, banyak di antara para ulama yang menyebutkan tentang lemahnya hadits-hadits yang berkenaan dengan penghususan puasa dan fadlilah sholat pada hari Nisfu Sya’ban, selanjutnya akan kami sebutkan sebagian dari ucapan mereka.
Pendapat para ahli Syam di antaranya Al Hafidz Ibnu Rajab dalam bukunya “Lathoiful Ma’arif” mengatakan bahwa perayaan malam nisfu sya’ban adalah bid’ah, dan hadits-hadits yang menerangkan keutamaannya semuanya lemah, hadits yang lemah bisa diamalkan dalam ibadah jika asalnya didukung oleh hadits yang shohieh, sedangkan upacara perayaan malam Nisfu Sya’ban tidak ada dasar yang shohih, sehingga tidak bisa didukung dengan dalil hadits-hadits yang dlo’if.
Ibnu Taimiyah telah menyebutkan kaidah ini, dan kami akan menukil pendapat para ulama kepada para pembaca, sehingga masalahnya menjadi jelas. Para ulama telah bersepakat bahwa merupakan suatu keharusan untuk mengembalikan segala apa yang diperselisihkan manusia kepada Kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasul (Al Hadits), apa saja yang telah digariskan hukumnya oleh keduanya atau salah satu dari padanya, maka wajib diikuti, dan apa saja yang bertentangan dengan keduanya maka harus ditinggalkan, serta segala sesuatu amalan ibadah yang belum pernah disebutkan (dalam Al Qur’an dan As Sunnah) adalah bid’ah, tidak boleh dikerjakan, apalagi mengajak untuk mengerjakannya dan menganggapnya baik.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat An Nisa’:
يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلا
“Hai orang orang yang beriman, taatilah Allah, dan taatilah Rasul(Nya), dan Ulil Amri (pemimpin) diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesutu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (Al Hadits), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An nisa’, 59).
وما اختلفتم فيه من شيء فحكمه إلى الله ذلكم الله ربي عليه توكلت وإليه أنيب
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah (yang mempunyai sifat sifat demikian), itulah Tuhanku, KepadaNya-lah aku bertawakkal dan kepadaNya-lah aku kembali” (QS. Asy syuro, 10).
قل إن كنتـم تحـبون الله فاتبعـوني يحببكـم الله ويغفر لكـم ذنوبكـم
“Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu ” (QS. Ali Imran, 31).
فلا وربك لا يؤمنون حتى يحكموك فيما شجر بينهم ثم لا يجدوا في أنفسهم حرجا مما قضيت ويسلم تسليما
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa sesuatu keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya ” (QS. An Nisa’, 65).
Dan masih banyak lagi ayat ayat Al Qur’an yang semakna dengan ayat ayat diatas, ia merupakan nash atau ketentuan hukum yang mewajibkan agar supaya masalah masalah yang diperselisihkan itu dikembalikan kepada Al Qur’an dan Al Hadits, selain mewajibkan kita agar rela terhadap hukum yang ditetapkan oleh keduanya. Sesungguhnya hal itu adalah konsekwensi iman, dan merupakan perbuatan baik bagi para hamba, baik di dunia atau di akherat nanti, dan akan mendapat balasan yang lebih baik.
Dalam pembicaraan masalah malam Nisfu Sya’ban, Ibnu Rajab berkata dalam bukunya “Lathoiful Ma’arif” : para Tabi’in penduduk Syam (Syiria sekarang) seperti Kholid bin Ma’daan, Makhul, Luqman bin Amir, dan lainnya pernah mengagung-agungkan dan berijtihad melakukan ibadah pada malam Nisfi Sya’ban, kemudian orang-orang berikutnya mengambil keutamaan dan bentuk pengagungan itu dari mereka.
Dikatakan bahwa mereka melakukan perbuatan demikian itu karena adanya cerita-cerita israiliyat, ketika masalah itu tersebar ke penjuru dunia, berselisihlah kaum muslimin, ada yang menerima dan menyetujuinya, ada juga yang mengingkarinya, golongan yang menerima adalah ahli Bashrah dan lainnya, sedangkan golongan yang mengingkarinya adalah mayoritas penduduk Hijaz (Saudi Arabia sekarang), seperti Atho dan Ibnu Abi Mulaikah, dan dinukil oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari Ulama fiqih Madinah, yaitu ucapan para pengikut Imam Malik dan lain lainnya; mereka mengatakan bahwa semua perbuatan itu bid’ah, adapun pendapat ulama Syam berbeda dalam pelaksanaannya dengan adanya dua pendapat:

1- Menghidup-hidupkan malam Nisfu Sya’ban dalam masjid dengan berjamaah adalah mustahab (disukai Allah). Dahulu Khalid bin Ma’daan dan Luqman bin Amir memperingati malam tersebut dengan memakai pakaian paling baru dan mewah, membakar kemenyan, memakai sipat (celak), dan mereka bangun malam menjalankan shalatul lail di masjid, ini disetujui oleh Ishaq bin Rahawaih, ia berkata: “Menjalankan ibadah di masjid pada malam itu secara berjamaah tidak dibid’ahkan”, keterangan ini dicuplik oleh Harbu Al Karmaniy.


2- Berkumpulnya manusia pada malam Nisfi Sya’ban di masjid untuk shalat, bercerita dan berdoa adalah makruh hukumnya, tetapi boleh dilakukan jika menjalankan shalat khusus untuk dirinya sendiri.


Ini pendapat Auza’iy, Imam ahli Syam, sebagai ahli fiqh dan ulama mereka, Insya Allah pendapat inilah yang mendekati kebenaran, sedangkan pendapat Imam Ahmad tentang malam Nisfu Sya’ban ini, tidak diketahui.

Ada dua riwayat yang menjadi sebab cenderung diperingatinya malam Nisfu Sya’ban, dari antara dua riwayat yang menerangkan tentang dua malam hari raya (Iedul Fitri dan Iedul Adha), dalam satu riwayat berpendapat bahwa memperingati dua malam hari raya dengan berjamaah adalah tidak disunnahkan, karena hal itu belum pernah dikerjakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, riwayat yang lain berpendapat bahwa memperingati malam tersebut dengan berjamaah disunnahkan, karena Abdurrahman bin Yazid bin Aswad pernah mengerjakannya, dan ia termasuk Tabi’in. Begitu pula tentang malam nisfu sya’ban, Nabi belum pernah mengerjakannya atau menetapkannya, termasuk juga para sahabat, itu hanya ketetapan dari golongan Tabiin ahli fiqh (yuris prudensi) yang di Syam (syiria), demikian maksud dari Al Hafidz Ibnu Rajab (semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya).
Ia mengomentari bahwa tidak ada suatu ketetapan pun tentang malam Nisfi Sya’ban ini, baik itu dari Nabi maupun dari para Sahabat. Adapun pendapat Imam Auza’iy tentang bolehnya (istihbab) menjalankan sholat pada malam hari itu secara individu dan penukilan Al Hafidz Ibnu Rajab dalam pendapatnya itu adalah gharib dan dloif, karena segala perbuatan syariah yang belum pernah ditetapkan oleh dalil dalil syar’i tidak boleh bagi seorang pun dari kaum muslimin mengada-adakan dalam Islam, baik itu dikerjakan secara individu maupun kolektif, baik itu dikerjakan secara sembunyi sembunyi ataupun terang terangan, landasannya adalah keumuman hadits Nabi:
” من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد “.
“Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang belum pernah kami perintahkan, maka ia tertolak”.
Dan banyak lagi hadits-hadits yang mengingkari perbuatan bid’ah dan memperingatkan agar dijauhi.
Imam Abu Bakar At Thorthusyi berkata dalam bukunya “Al Hawadits wal bida” : diriwayatkan oleh Wadhoh dari zaid bin Aslam berkata : kami belum pernah melihat seorang pun dari sesepuh dan ahli fiqh kami yang menghadiri perayaan malam nisfu sya’ban, tidak mengindahkan hadits Makhul yang dloif, dan tidak pula memandang adanya keutamaan pada malam tersebut terhadap malam malam lainya.
Dikatakan kepada Ibnu Abi Mulaikah bahwasanya Zaid An numairy berkata : “Pahala yang didapat (dari ibadah) pada malam Nisfu Sya’ban menyamai pahala lailatul qadar, Ibnu Abi Mulaikah menjawab : “Seandainya saya mendengarnya sedang di tangan saya ada tongkat pasti saya pukul, Zaid adalah seorang penceramah”.
Al ‘Allamah Asy Syaukani menulis dalam bukunya “Al Fawaidul Majmuah” sebagai berikut: bahwa hadits yang mengatakan:
” يا علي، من صلى مائة ركعة ليلة النصف من شعبان يقرأ في كل ركعة بفاتحة الكتاب وقل هو الله عشر مرات إلا قضى الله له كل حاجة … إلخ.
“Wahai Ali, barangsiapa yang melakukan shalat pada malam Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat, ia membaca setiap rakaat Al fatihah dan Qul huwallah ahad sebanyak sepuluh kali, pasti Allah memenuhi segala kebutuhannya … dan seterusnya.”
Hadits ini adalah maudhu’, pada lafadz-lafadznya menerangkan tentang pahala yang akan diterima oleh pelakunya adalah tidak diragukan kelemahannya bagi orang berakal, sedangkan sanadnya majhul (tidak dikenal), hadits ini diriwayatkan dari kedua dan ketiga jalur sanad, kesemuanya maudhu dan perawi-perawinya tidak diketahui.
Dalam kitab “Al Mukhtashor” Syaukani melanjutkan: hadits yang menerangkan tentang sholat Nisfu Sya’ban adalah bathil, Ibnu Hibban meriwayatkan hadits dari Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu ‘anhu: jika datang malam Nisfu Sya’ban bersholat malamlah dan berpuasalah pada siang harinya, adalah dloif.
Dalam buku “Allaali” diriwayatkan bahwa: “Seratus rakaat pada malam Nisfi sya’ban (dengan membaca surah) Al ikhlas sepuluh kali (pada setiap rakaat) bersama keutamaan keutamaan yang lain, diriwayatkan oleh Ad Dailami dan lainya bahwa itu semua maudlu’ (palsu), dan mayoritas perowinya pada ketiga jalur sanadnya majhul (tidak diketahui) dan dloif (lemah).
Imam As Syaukani berkata: Hadits yang menerangkan bahwa dua belas rakaat dengan (membaca surat) Al Ikhlas tiga puluh kali itu maudlu’ (palsu), dan hadits empat belas rakaat… dan seterusnya adalah maudlu’ (tidak bisa diamalkan dan harus ditinggalkan, pent).
Para fuqaha (ahli yurisprudensi) banyak yang tertipu dengan hadits hadits diatas, seperti pengarang Ihya Ulumuddin dan lainnya, juga sebagian dari para ahli tafsir, karena sholat pada malam ini, yakni malam Nisfu Sya’ban telah diriwayatkan melalui berbagai jalur sanad, semuanya adalah bathil/tidak benar dan haditsnya adalah maudlu’.
Hal ini tidak bertentangan dengan riwayat Turmudzi dan hadits Aisyah, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke Baqi’ dan Tuhan turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban, untuk mengampuni dosa sebanyak jumlah bulu domba dan bulu kambing, karena pembicaraan kita berkisar tentang sholat yang diadakan pada malam Nisfu Sya’ban itu, tetapi hadits Aisyah ini lemah dan sanadnya munqothi’ (tidak bersambung) sebagaimana hadits Ali yang telah disebutkan diatas, mengenai malam Nisfu Sya’ban, jadi dengan jelas bahwa sholat (khusus pada) malam itu juga lemah dasar hukumnya.
Al Hafidz Al Iraqi berkata: hadits (yang menerangkan) tentang sholat Nisfi Sya’ban itu maudlu dan pembohongan atas diri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam kitab “Al Majmu” Imam Nawawi berkata: shalat yang sering kita kenal dengan sholat Roghoib ada (berjumlah) dua dua belas rakaat, dikerjakan antara maghrib dan Isya’, pada malam Jum’at pertama bulan Rajab, dan shalat seratus rakaat pada malam Nisfu Sya’ban, dua sholat ini adalah bid’ah dan munkar, tidak boleh seseorang terpedaya oleh kedua hadits itu, hanya karena disebutkan di dalam buku “Quutul qulub” dan “ Ihya Ulumuddin” (Al Ghozali, red) sebab pada dasarnya hadits-hadits tersebut bathil (tidak boleh diamalkan), kita tidak boleh cepat mempercayai orang orang yang tidak jelas bagi mereka hukum kedua hadits itu, yaitu mereka para imam yang kemudian mengarang lembaran-lembaran untuk membolehkan pengamalan kedua hadits itu, karena ia telah salah dalam hal ini.
Syekh Imam Abu Muhammad Abdurrahman bin Ismail Al Maqdisi telah mengarang sebuah buku yang berharga, beliau menolak (menganggap bathil) kedua hadits diatas (tentang malam Nisfu Sya’ban dan malam Jum’at pertama pada bulan Rajab), ia bersikap (dalam mengungkapkan pendapatnya) dalam buku tersebut, sebaik mungkin, dalam hal ini telah banyak pendapat para ulama, jika kita hendak menukil pendapat mereka itu, akan memperpanjang pembicaraan kita. Semoga apa-apa yang telah kita sebutkan tadi, cukup memuaskan bagi siapa saja yang berkeinginan untuk mendapat sesuatu yang haq.
Dari penjelasan di atas tadi, seperti ayat-ayat Al Qur’an dan beberapa hadits, serta pendapat para ulama, jelaslah bagi pencari kebenaran (haq) bahwa peringatan malam Nisfu Sya’ban dengan pengkhususan sholat atau lainnya, dan pengkhususan siang harinya dengan puasa, itu semua adalah bid’ah dan munkar, tidak ada landasan dalilnya dalam syariat Islam, bahkan hanya merupakan pengada-adaan saja dalam Islam setelah masa para sahabat Radhiyallahu ‘anhum, marilah kita hayati ayat Al Qur’an di bawah ini:
البوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Kuridloi Islam sebagai agama bagimu” (QS. Al Maidah, 3).
Dan banyak lagi ayat-ayat lain yang semakna dengan ayat di atas, selanjutnya marilah kita hayati sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
” من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “.
“Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu perbuatan (dalam agama) yang sebelumnya tidak pernah ada, maka ia tertolak.”
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
” لا تخصوا ليلة الجمعة بقيام من بين الليالي، ولا تخصوا يومها بالصيام من بين الأيام، إلا أن يكون في صوم يصومه أحدكم “. رواه مسلم.
“Janganlah kamu sekalian mengkhususkan malam Jum’at dari pada malam malam lainnya dengan sholat tertentu, dan janganlah kamu sekalian mengkhususkan siang harinya dari pada hari-hari lainnya dengan berpuasa tertentu, kecuali jika hari bertepatan dengan hari yang ia biasa berpuasa (bukan puasa khusus tadi)” (HR. Muslim).
Seandainya pengkhususan malam itu dengan ibadah tertentu diperbolehkan oleh Allah, maka bukanlah malam Jum’at itu lebih baik dari pada malam malam lainnya, karena pada hari itu adalah sebaik-baik hari yang disinari oleh matahari? hal ini berdasarkan hadits-hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang shohih.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang untuk mengkhususkan sholat pada malam hari itu dari pada malam lainnya, hal itu menunjukkan bahwa pada malam lainpun lebih tidak boleh dihususkan dengan ibadah tertentu, kecuali jika ada dalil shohih yang mengkhususkan/menunjukkan adanya pengkhususan, ketika malam Lailatul Qadar dan malam malam bulan puasa itu disyariatkan supaya sholat dan bersungguh-sungguh dengan ibadah tertentu, maka Nabi mengingatkan dan menganjurkan kepada umatnya agar supaya melaksanakannya, beliau pun juga mengerjakannya, sebagaimana disebutkan dalam hadits shohih:
” من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه، ومن قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه “.
“Barangsiapa yang berdiri (melakukan sholat) pada bulan Ramadlan dengan penuh rasa iman dan harapan (pahala), niscaya Allah Subhaanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosanya yang telah lewat, dan barang siapa yang berdiri (melakukan sholat) pada malam lailatul qadar dengan penuh rasa iman dan harapan (pahala), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lewat” (Muttafaqun ‘alaih).
Jika seandainya malam Nisfu Sya’ban, malam Jum’at pertama pada bulan Rajab, serta malam isra’ dan mi’raj itu diperintahkan untuk dikhususkan, dengan upacara atau ibadah tertentu, pastilah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada umatnya, atau beliau melaksanakannya sendiri, jika memang hal itu pernah terjadi niscaya telah disampaikan oleh para sahabat kepada kita; mereka tidak akan menyembunyikannya, karena mereka adalah sebaik-baik manusia dan paling banyak memberi nasehat setelah para Nabi.
Dari pendapat para ulama tadi anda dapat menyimpulkan bahwasanya tidak ada ketentuan apapun dari Rasulullah, ataupun dari para sahabat tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban dan malam Jum’at pertama pada bulan Rajab.
Dan dari sini kita mengetahui bahwa memperingati perayaan kedua malam tersebut adalah bid’ah yang diada adakan dalam Islam, begitu pula pengkhususan malam tersebut dengan ibadah tertentu adalah bid’ah mungkar, sama halnya dengan malam 27 Rajab yang banyak diyakini orang sebagai malam Isra’ dan Mi’raj, begitu juga tidak boleh dihususkan dengan ibadah ibadah tertentu, selain tidak boleh dirayakan dengan upacara upacara ritual, berdasarkan dalil dalil yang disebutkan tadi.
Hal ini, jika (malam kejadian Isra’ dan Mi’raj itu) diketahui, padahal yang benar adalah pendapat para ulama yang menandaskan tidak diketahuinya malam Isra’ dan Mi’raj secara tepat. Omongan orang bahwa malam Isra’ dan Mi’raj itu pada tanggal 27 Rajab adalah bathil, tidak berdasarkan pada hadits-hadits yang shahih, maka benar orang yang mengatakan:
وخير الأمور السالفات على الهدى * وشر الأمور المحدثات البدائع
“Sebaik-baik perkara adalah yang telah dikerjakan oleh para Salaf, yang telah mendapatkan petunjuk dan sejelek-jelek perkara (dalam agama) adalah yang diada adakan berupa bid’ah bid’ah”
Allahlah tempat bermohon untuk melimpahkan taufiq-Nya kepada kita dan kaum muslimin semua, taufiq untuk berpegang teguh dengan sunnah dan konsisten kepada ajarannya, serta waspada terhadap hal-hal yang bertentangan dengannya, karena hanya Allah lah Maha Pemberi dan Maha Mulia.
Semoga sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada hamba-Nya dan RasulNya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula kepada keluarga dan para sahabatnya, AmiN Allahumma Amin :)